Rabu, 21 November 2012

virus ganas anggrek


Virus-virus ganas mulai menggerogoti keluarga anggrek


Dactylorhiza foliosa termasuk anggrek species asli pulau Madeira. Seiring dengan permintaan yang tinggi akan anggrek ini, maka pengembangan kultur jaringan komersial skala besar terus digalakkan hingga kuantitasD.foliosa tersedia secara masal sebagai tanaman hias kebun yang bernilai tinggi.
Pada Juni 2005, telah ditemukan suatu sampel D.filosa yang menunjukkan gejala bercak klorosis. Sampel ini kemudian diteliti lebih lanjut oleh beberapa peneliti dari Central Science Laboratory di Inggris diantaranya A. Skelton, M. Daly, T. Nixon dkk, untuk mengidentifikasi sejumlah virus yang diduga menginfeksi anggrek ini termasuk diantaranya Tomato spotted wilt virus, Impatiens necrotic spot virus, Cymbidium mosaic virus, Odontoglossum ringspot virus dan Bean yellow mosaic virus (BYMV). Subsekuen eksaminasi dengan transmisi mikroskop elektron menditeksi adanya form partikel-partikel virus dengan ukuran lebar sekitar 750 nm.
Penemuan ini dikonfirmasi dengan RT-PCR dengan desain primer sekuen BYMV seperti yang tersedia di gen bank (BYMV F 5’-GGTGAATGGACHATGATGGATGG and BYMV R 5’-CAAGCATGGTGTGCATAT GCATATCACG; CSL). Terakhir, partikel virus ini ditransmisi kedalam 2 species indicator dengan inokulasi mekanis. Gejala pada daun di observasi pada species Chenopodium quinoa (klorois lokal) dan Nicotiana benthamiana (distorsi dan mozaik). Test ELISA (Enzyme-Linked ImmunoSorbent Assay) atas tanaman indikator ini akhirnya menunjukkan gejala serangan dari BYMV. BYMV adalah penyakit yang umum pada tanaman kacang-kacangan dan inang lainnya (Bos, 1970). Pertama kali diidentifikasi di Inggris pada 1930 sebagai “pea mozaik”. Dan pada tahun 1995 telah dilaporkan untuk pertama kalinya serangan virus ini pada berbagai jenis anggrek di Amerika, Jerman dan Jepang (Lawson & Hsu, 1995). Akhirnya hasil penelitian pada pertengahan tahun 2005 inilah, untuk pertama kalinya BYMV menginfeksi anggota dari genus Dactylorhiza.
Diharapkan fakta ilmiah ini dapat menggugah kewaspadaan negara basis anggrek seperti Indonesia untuk lebih memperketat mobilitas anggrek dari luar negeri atau masuknya materi-materi pembawa penyakit dari luar ke dalam Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar